Sejumlah literatur menyebutkan pegunungan karst di Maros-Pangkep merupakan gugusan karts terluas kedua dunia setelah China.
Bahkan, ada pula yang menyebut terluas dan terbesar dunia karena pegunungan karst di China telah berkurang akibat eksploitasi dan penambangan.
Pilar-pilar batu karst atau batu kapur menjulang seperti ditanam di antara kebun dan sawah-sawah yang padinya tengah menguning. Itu terekam menggunakan kamera drone, Jumat kemarin.
“Itulah pemandangan khas Hutan Batu Rammang Rammang Salenrang Maros,” ujar ujar Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Maros, Yusriadi Arief, Sabtu (27/6/2020).
Literatur lain menyebut, taman hutan batu kapur Rammang Rammang hanya satu di Indonesia dan terluas ketiga di dunia, setelah yang pertama adalah taman hutan batu Tsingy di Madagaskar dan kedua adalah taman hutan batu Shilin di China.
Naturalis berkebangsaan Inggris, Alfred Russel Wallace, mengungkapkan kekagumannya pada jajaran bukit karst menakjubkan yang dia lihat saat menjelajahi daerah Maros, selama Juli-November 1857.
Itu dituliskannya dalam buku “The Malay Archipelago” yang diterbitkan 150 tahun lalu, lokasi bukit karst yang dia maksud, yakni Rammang Rammang, tempat serupa ceruk di bukit karst.
“Ngarai, jurang, dan tebing terjal seperti yang banyak terdapat di tempat ini sama sekali tidak saya temukan di tempat lain di Nusantara. Permukaan tanah yang landai nyaris tidak bisa ditemukan, sedangkan dinding raksasa dan bongkahan kasar batu-batuan menyelimuti seluruh pegunungan dan menutupi lembah-lembah,” tulisnya.
Terlepas dari soal peringkat, kawasan hutan batu karst Rammang Rammang Maros memang unik dan eksotik.
Siapa pun yang datang ke tempat ini, Dusun Rammang Rammang Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros, akan terpukau melihat keelokan bukit karst yang berdiri menjulang dan membentang bak menara, sejauh mata memandang. (*)